--> Cara Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini dengan Mendongeng | Fragmen Ilmiah

Fragmen Ilmiah: kumpulan bahan makalah serta konten evergreen yang mudah dipahami.

Total Tayangan Halaman

27/12/19

Cara Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini dengan Mendongeng

| 27/12/19

Cara Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini dengan Mendongeng

DONGENG ANAK: Mendongeng bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cara efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak, mengasah imajinasi, membangun karakter, serta mempererat hubungan antara orang tua.


gudangmakalah165.blogspot.com - Pendidikan anak usia dini sering disebut sebagai masa emas perkembangan. 

Pada periode ini, anak mengalami perkembangan luar biasa, termasuk dalam kemampuan berbicara, berbahasa, dan bercerita. 

Kemampuan berbicara menjadi salah satu alat komunikasi penting yang mendukung perkembangan intelektual, sosial, dan emosional anak. 

Bayangkan, dari hanya menangis atau tertawa, anak mulai belajar mengangguk atau menggeleng, hingga akhirnya bisa berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Menarik, bukan?

Namun, tidak semua anak langsung mahir berbicara. Banyak anak yang masih kesulitan berinteraksi dengan teman, kurang percaya diri, atau bahkan terlalu asyik dengan gadget sehingga jarang mendengarkan cerita.


 
Di sinilah peran mendongeng menjadi sangat penting. Mendongeng bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cara efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak, mengasah imajinasi, membangun karakter, serta mempererat hubungan antara orang tua, guru, dan anak.

Mengapa Anak Tidak Suka Mendongeng?

Sayangnya, di era teknologi seperti sekarang, banyak anak yang lebih tertarik pada video animasi atau permainan di gadget dibandingkan mendengarkan dongeng. 

Selain itu, beberapa anak merasa dongeng membosankan, kurang suka membaca, atau bahkan belum lancar berbicara. 

Tantangan ini sering membuat orang tua atau guru menyerah. Padahal, mendongeng seharusnya menjadi momen berharga untuk mendekatkan hubungan dengan anak, bukan hanya sebagai pengantar tidur. 

Dunia anak yang penuh dengan aktivitas membuat mereka sulit fokus, tetapi dengan pendekatan yang tepat, mendongeng bisa jadi kegiatan yang menyenangkan.

Tips Membuat Mendongeng Menarik untuk Anak

Menurut Awan Prakoso, seorang pendongeng sekaligus pendiri Kampung Dongeng, ada beberapa cara agar mendongeng menjadi aktivitas yang disukai anak:



Pilih Waktu yang TepatJangan ganggu anak saat mereka sedang asyik bermain. 

Pilih waktu santai seperti sebelum tidur atau saat menjelang makan, misalnya sambil menyuapi anak.

Gunakan Vokal dan Ekspresi yang Lucu

Cobalah menirukan suara binatang atau tokoh dengan intonasi yang menarik, lalu kombinasikan dengan gerakan tangan agar anak tidak bosan.

Siapkan Alat Peraga

Gunakan gambar atau boneka untuk membuat cerita lebih hidup. Sebelum mulai, ajak anak bermain tebak-tebakan untuk mengasah imajinasi mereka.

Ciptakan Suasana Tenang

Pastikan lingkungan mendukung, sehingga anak bisa fokus mendengarkan cerita.

Libatkan Anak dalam Cerita

Gunakan teknik "satu tempat, dua adegan" agar anak ikut bercerita, misalnya meminta mereka menebak kelanjutan cerita untuk melatih kemampuan berbicara.

Sampaikan dengan Bijak



Setiap anak berbeda. Untuk anak yang pendiam atau sulit berinteraksi, berikan pendekatan lebih lembut agar mereka merasa nyaman.

Manfaat Mendongeng untuk Perkembangan Anak
Mendongeng memiliki banyak manfaat luar biasa. 

Lilian Hole Well dalam A Book for Children Literature menyebutkan setidaknya enam manfaat mendongeng:  

Mengembangkan imajinasi dan emosi anak.  

Memenuhi kebutuhan ekspresi diri melalui identifikasi dengan tokoh cerita.  
Memberikan pendidikan moral tanpa terasa menggurui.  
Memperluas wawasan anak dan mengenalkan keindahan alur cerita.  
Menumbuhkan rasa humor.  
Mempersiapkan anak untuk mengapresiasi sastra saat dewasa.

Selain itu, mendongeng juga membantu anak belajar empati. 

Menurut Conny (2008), guru yang kreatif dapat menciptakan pembelajaran yang melibatkan anak untuk mengekspresikan perasaan, sehingga mereka terbiasa berperilaku baik. 

Anak yang berempati mampu memahami perasaan teman, menunjukkan toleransi, dan mau berbagi atau menolong. 

Goleman (1997) juga menegaskan bahwa empati adalah kunci kepedulian dan kasih sayang dalam hubungan emosional anak.

Mendongeng untuk Menumbuhkan Empati dan Toleransi

Di tengah maraknya kasus kekerasan, mendongeng bisa menjadi sarana untuk menanamkan nilai cinta kasih, empati, dan toleransi pada anak. 

Cerita yang disampaikan dapat membentuk jiwa anak agar lebih damai dan kritis, sekaligus manusiawi. 

Selain mendongeng, metode bermain peran juga efektif untuk mengembangkan empati. 

Dalam bermain peran, anak belajar menyelami perasaan orang lain tanpa larut di dalamnya, sebagaimana dijelaskan oleh Rachmawati (2007).

Jenis dan Teknik Mendongeng untuk Anak Usia Dini
Kusumo Priyono dalam bukunya Terampil Mendongeng (2003) membagi dongeng menjadi beberapa jenis, seperti legenda (contoh: Gunung Tangkuban Perahu), fabel (contoh: Kancil), mite, dongeng pelipur lara, dan cerita rakyat. Untuk anak usia dini, jenis dongeng yang cocok meliputi:  

Dongeng Tradisional: Seperti Legenda Banyuwangi atau Malin Kundang.  

Dongeng Futuristik: Seperti Doraemon atau Superman.  
Dongeng Pendidikan: Seperti Monster Kuman Gigi untuk mengajarkan kebiasaan baik.  
Fabel: Seperti Burung Merak yang Sombong.  
Dongeng Sejarah: Seperti masa kecil RA Kartini.  
Dongeng Terapi: Untuk anak korban bencana, seperti Abu Nawas yang Jenaka.

Sementara itu, Moeslichatoen (2004) menyarankan beberapa teknik mendongeng:  

Membaca langsung dari buku dongeng yang menarik.  
Menggunakan ilustrasi gambar untuk memperjelas cerita.  
Menceritakan secara langsung tanpa buku.  
Menggunakan papan flanel dengan tokoh dari kain.  
Memakai media boneka untuk menghidupkan cerita.  
Mendramatisasi dongeng, seperti memerankan Timun Emas.  
Mendongeng sambil memainkan jari tangan dengan desain menarik.

Kesimpulan: Mendongeng untuk Masa Depan Anak

Mendongeng bukan hanya cara menyenangkan untuk melatih kemampuan berbicara anak usia dini, tetapi juga sarana untuk membentuk karakter, empati, dan toleransi. 

Dengan pendekatan yang tepat, mendongeng bisa menjadi momen berharga yang mempererat hubungan orang tua atau guru dengan anak. 

Yuk, mulai biasakan mendongeng untuk si kecil! Apa dongeng favorit anakmu? Bagikan di kolom komentar, ya!


Related Posts

1 komentar: