--> Memahami Merkantilisme: Akar Teori Perdagangan Internasional yang Masih Relevan? | Fragmen Ilmiah

Fragmen Ilmiah: kumpulan bahan makalah serta konten evergreen yang mudah dipahami.

Total Tayangan Halaman

02/05/18

Memahami Merkantilisme: Akar Teori Perdagangan Internasional yang Masih Relevan?

| 02/05/18

Memahami Merkantilisme: 

Akar Teori Perdagangan Internasional yang Masih Relevan?


MERKANTILISME: Merkantilisme adalah teori ekonomi yang berkembang pada awal zaman modern di Eropa (abad ke-16 hingga ke-18).


gudangmakalah165.blogspot.com - Perdagangan internasional kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi hampir semua negara di dunia. 

Mengapa demikian? Karena tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi semua kebutuhan rakyatnya sendiri tanpa melibatkan kerja sama ekonomi lintas negara. 

Inilah alasan mengapa aktivitas ekspor-impor menjadi sangat penting, bahkan sejak masa lampau.

Namun tahukah kamu? Sejak abad ke-16 hingga ke-18, ada satu paham ekonomi yang mendominasi kebijakan perdagangan antarnegara. Paham itu disebut Merkantilisme.



Apa Itu Perdagangan Internasional?

Secara sederhana, perdagangan internasional adalah kegiatan jual beli barang atau jasa antara penduduk dari dua negara atau lebih. Bisa antara individu, perusahaan, maupun antar pemerintah.

Perdagangan antarnegara telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, seperti terlihat pada jalur sutra dan jalur perdagangan laut kuno. 

Namun, baru beberapa abad belakangan dampaknya benar-benar terasa dalam bidang ekonomi, sosial, hingga politik. 

Aktivitas ini bahkan menjadi salah satu motor penggerak utama globalisasi, industrialisasi, dan pertumbuhan perusahaan multinasional.

Mengenal Teori Merkantilisme

Merkantilisme adalah teori ekonomi yang berkembang pada awal zaman modern di Eropa (abad ke-16 hingga ke-18). 



Teori ini menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara diukur dari banyaknya logam mulia (emas dan perak) yang dimiliki. 

Oleh karena itu, negara harus mengekspor sebanyak-banyaknya dan membatasi impor agar memperoleh surplus perdagangan.

Dua Pilar Utama Merkantilisme:

1. Pemupukan logam mulia untuk memperkuat kekayaan dan kekuasaan negara.
2. Surplus neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor dan pengendalian impor.

Tujuan utamanya? Negara yang kaya emas dianggap mampu mempertahankan kekuatan militer, memperluas koloni, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.



Namun, pendekatan ini juga memunculkan kompetisi tajam antarnegara. Karena jumlah emas terbatas, maka keuntungan satu negara bisa berarti kerugian bagi negara lain.

Inilah yang menjadikan merkantilisme sebagai sistem yang agresif secara ekonomi.

Tokoh-Tokoh Penting dalam Merkantilisme

Beberapa tokoh berpengaruh dalam pengembangan teori merkantilisme antara lain:

1. Thomas Munn (1571–1641)

Seorang saudagar Inggris yang menekankan bahwa ekspor harus melebihi impor agar negara kaya. Ia juga menolak anggapan bahwa emas adalah satu-satunya alat pembayaran, karena perdagangan bisa terjadi melalui sistem kredit.

2. Jean Bodin (1530–1596)

Ilmuwan Prancis yang mengemukakan bahwa harga barang dipengaruhi oleh lima faktor, termasuk pasokan logam mulia dan praktik monopoli.

3. Jean Baptiste Colbert (1619–1683)

Menteri Keuangan Prancis di era Louis XIV. Ia mendorong kebijakan proteksionis seperti subsidi, larangan ekspor tenaga kerja, dan dukungan besar bagi industri lokal serta ekspansi koloni.

4. Sir William Petty (1623–1687)

Ekonom Inggris yang mengaitkan kekayaan negara dengan dua faktor: tanah dan tenaga kerja. Ia menjadi pelopor metode statistik ekonomi dan teori kuantitas uang.

5. David Hume (1711–1776)

Sahabat Adam Smith. Dalam bukunya Of Balance of Trade, ia mengkritik merkantilisme dengan mengemukakan bahwa perdagangan bebas justru bisa menstabilkan harga dan uang secara otomatis.

Masalah dan Kritik terhadap Merkantilisme

Meskipun populer, teori ini memiliki banyak kelemahan:

Menganggap kekayaan hanya berdasarkan jumlah emas, bukan produktivitas.
Menganjurkan proteksionisme ekstrem dan monopoli industri lokal.
Merugikan konsumen karena harus membeli barang lokal yang mahal dan sering kali berkualitas lebih rendah.
Tidak mendorong inovasi karena pelaku usaha merasa terlalu aman oleh perlindungan negara.

Akibat dari berbagai kekurangan ini, merkantilisme mulai ditinggalkan. Puncaknya terjadi saat Adam Smith menerbitkan The Wealth of Nations pada 1776, yang menjadi awal dari teori perdagangan bebas modern.

Kesimpulan

Merkantilisme adalah tonggak penting dalam sejarah pemikiran ekonomi, terutama dalam memahami perdagangan internasional. 

Meskipun sudah usang, ide-ide merkantilisme masih bisa kita temui dalam bentuk kebijakan proteksionis modern.

Dengan memahami sejarah dan pemikiran para tokohnya, kita bisa lebih kritis dalam menilai berbagai kebijakan ekonomi global hari ini. 

Apakah negara kita masih menganut semangat merkantilisme, atau sudah beranjak ke arah perdagangan bebas?

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar