Perjalanan Menarik Berdirinya Dinasti Abbasiyah
![]() |
Abul Abbas, didampingi tokoh-tokoh seperti Abu Ja’far dan Abu Salamah, berhasil mengambil alih Kufah dari penguasa Umayyah, Yazid bin Umar. |
gudangmakalah165.blogspot.com - Awal Mula Dinasti Abbasiyah: Dari Paman Rasulullah
Dinasti Abbasiyah lahir berkat peran penting Al-Abbas, paman Rasulullah SAW.
Kisahnya dimulai pada tahun 132 H (750 M) ketika Abdullah Ash-Shaffah, keturunan Al-Abbas, menjadi khalifah pertama.
Dinasti ini berdiri di atas cita-cita Bani Hasyim, yang percaya bahwa kekuasaan seharusnya dipegang oleh keturunan Rasulullah. Berbeda dengan pendahulunya, Dinasti Umayyah, Abbasiyah membawa angin segar dengan fokus pada persatuan dan keadilan.
Sebelum berdiri, tiga kota menjadi basis utama perjuangan: Humaimah, Kufah, dan Khurasan. Di Humaimah, keluarga Abbasiyah dipimpin oleh Al-Imam Muhammad bin Ali, yang meletakkan fondasi dinasti ini.
Namun, perjalanan mereka tidak mulus. Imam Ibrahim, pemimpin awal, tertangkap dan dieksekusi oleh Khalifah Umayyah terakhir, Marwan bin Muhammad. Sebelum meninggal, ia menitipkan amanah kepada adiknya, Abul Abbas, untuk melanjutkan perjuangan dan pindah ke Kufah.
BACA JUGA: 7 Tokoh Filsafat Alam atau Pra-Socratic, Serta Penjelasan Gnoti Seauton dan Maieutica-technic
Perjuangan dan Kemenangan di Kufah
Abul Abbas, didampingi tokoh-tokoh seperti Abu Ja’far dan Abu Salamah, berhasil mengambil alih Kufah dari penguasa Umayyah, Yazid bin Umar. Pasukan Abbasiyah kemudian mengejar Marwan bin Muhammad hingga ke Mesir, di mana ia akhirnya tewas di Busir pada tahun 750 M.
Dengan kemenangan ini, Abul Abbas Ash-Shaffah resmi menjadi khalifah pertama Dinasti Abbasiyah, menandai awal era baru dengan Kufah sebagai pusat kekuasaan awal sebelum pindah ke Ambar.
Sistem Pemerintahan yang Berubah
Pergantian dari Umayyah ke Abbasiyah bukan sekadar pergantian dinasti, melainkan revolusi besar dalam sejarah Islam—mirip dengan Revolusi Prancis atau Rusia di Barat.
Ash-Shaffah memerintah selama kurang lebih empat tahun sebelum wafat pada usia muda, 29 atau 33 tahun, di Ambar. Setelahnya, dinasti ini mengalami empat periode pemerintahan yang mencerminkan perubahan politik, sosial, dan budaya:
Masa Abbasiyah I (750-847 M): Masa awal yang kuat hingga wafatnya Khalifah Al-Wastiq.
Masa Abbasiyah II (847-946 M): Dimulai dengan Khalifah Al-Mutawakkil hingga masuknya Daulah Buwaihiyah.
Masa Abbasiyah III (946-1055 M): Dari Daulah Buwaihiyah hingga kedatangan kaum Saljuk.
Masa Abbasiyah IV (1055-1258 M): Berakhir tragis dengan jatuhnya Baghdad ke tangan Mongol.
Kemajuan yang Mengagumkan
Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai masa keemasan Islam. Mereka unggul di berbagai bidang:
Sosial dan Budaya: Akulturasi masyarakat melahirkan arsitektur megah seperti istana Qashrul Dzahabi dan kota Baghdad. Sastrawan terkenal seperti Abu Nawas dan musisi seperti Al-Farabi juga muncul di era ini.
BACA JUGA: Menimbang Metode Pemahaman Hadis ala Syaltut dan Al-Ghazali: Antara Tradisi dan Rasionalitas
Pendidikan: Khalifah mendirikan lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga tinggi, meletakkan dasar ilmu pengetahuan Islam.
Ilmu Pengetahuan: Filsuf seperti Al-Kindi dan sejarawan seperti Muhammad bin Ishaq berkontribusi besar. Bidang astronomi, ilmu bumi, dan agama (seperti hadis dan fiqih) juga berkembang pesat.
Politik dan Militer: Berbeda dengan Umayyah yang ekspansif, Abbasiyah fokus pada pengembangan peradaban, meski tetap mempertahankan wilayah dengan departemen pertahanan, Diwanul Jundi.
Runtuhnya Dinasti Abbasiyah
Sayangnya, kejayaan ini tak bertahan selamanya. Faktor internal dan eksternal memicu kejatuhan:
BACA JUGA: Minuman Anggur Tanpa Alkohol, Begini Proses Fermentasi Anggur Tanpa Alkohol Beserta Jenis-jenisnya
Faktor Eksternal: Perang Salib dan serangan Mongol menjadi pukulan besar. Pada 1258 M, Hulagu Khan menghancurkan Baghdad, membantai jutaan jiwa, didukung oleh pengkhianatan menteri Syiah, Ibn ‘Alqami.
Faktor Internal: Perebutan kekuasaan, munculnya dinasti kecil (seperti Thahiriyyah dan Fatimiyah), kemerosotan ekonomi akibat korupsi, dan konflik agama (seperti Syiah vs Sunni) melemahkan dinasti ini.
Penutup: Warisan yang Abadi
Meski runtuh pada 1258 M, Dinasti Abbasiyah meninggalkan warisan luar biasa dalam ilmu, seni, dan budaya Islam. Dari Baghdad yang megah hingga karya-karya intelektual yang masih dibaca, mereka mengajarkan bahwa peradaban lahir dari kerja keras dan inovasi.
Bagaimana menurutmu, apa pelajaran terbesar dari sejarah ini? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar