Hari Tarwiyah
Makna dan Amalan Mulia untuk Meraih Keberkahan
![]() |
"Ilustrasi digital seorang Muslim berdoa khusyuk di bawah langit pagi yang cerah pada Hari Tarwiyah, dengan latar belakang pemandangan Mina dan tenda-tenda haji sederhana." |
fragmenilmiah.com - Hari Tarwiyah, yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, menandai salah satu momen istimewa dalam sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah yang penuh keutamaan.
Pada tahun 2025, seluruh organisasi Islam di Indonesia sepakat bahwa Idul Adha akan diperingati pada hari Jumat, 6 Juni 2025, sehingga Hari Tarwiyah akan diperingati sehari sebelumnya, yaitu pada tanggal 5 Juni 2025.
Hari Tarwiyah menjadi waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan shaleh, terutama puasa sunnah, sebagai wujud ketaatan dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Artikel ini akan membahas makna dan keutamaan Hari Tarwiyah secara semi-ilmiah, dengan merujuk pada hadis serta panduan praktis untuk mengoptimalkan ibadah.
Makna Hari Tarwiyah dalam Tradisi Islam
Hari Tarwiyah secara etimologis berasal dari kata Arab “tarwiyah,” yang berarti “menyediakan air” atau “berpikir dan merenung.”
Dalam konteks haji, hari ini adalah saat jamaah haji mempersiapkan diri untuk wukuf di Arafah, termasuk menyediakan air untuk perjalanan mereka.
Secara spiritual, Hari Tarwiyah mengajak umat Islam untuk merenungkan tujuan hidup mereka dan memperkuat hubungan dengan Allah.
Dalam perspektif teologis, hari ini menjadi simbol persiapan batin untuk menyambut puncak ibadah haji, sekaligus kesempatan bagi umat Islam non-haji untuk memperbanyak amalan shaleh.
Keutamaan Sepuluh Hari Awal Dzulhijjah
Hari Tarwiyah termasuk dalam sepuluh hari awal Dzulhijjah, yang memiliki keistimewaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Ahmad (no. 1867):
“Tidak ada satu hari pun yang amalan shaleh di dalamnya lebih disukai Allah Azza Wa Jalla daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah...”
Hadis ini menegaskan bahwa amalan shaleh di Hari Tarwiyah dan hari-hari awal Dzulhijjah memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah.
Bahkan, keutamaan amalan ini melebihi jihad fi sabilillah, kecuali jihad yang dilakukan dengan pengorbanan jiwa dan harta secara total.
Dalam kajian ilmiah, konsep ini dapat dipahami sebagai penekanan pada pentingnya memanfaatkan waktu-waktu tertentu untuk memperkuat komitmen spiritual, yang selaras dengan teori psikologi tentang pentingnya momen reflektif untuk pembentukan kebiasaan positif.
Puasa Sunnah Hari Tarwiyah
Salah satu amalan utama yang dianjurkan pada Hari Tarwiyah adalah puasa sunnah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, disebutkan:
“Puasa hari Tarwiyah menghapus dosa satu tahun, dan puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun.”
Meskipun hadis ini dikategorikan sebagai dhaif (lemah) oleh sebagian ulama, para ulama memperbolehkan pengamalan hadis dhaif dalam konteks fadha’ilul a’mal (keutamaan amalan), selama tidak berkaitan dengan aqidah atau hukum syariat.
Oleh karena itu, puasa di Hari Tarwiyah tetap dianjurkan sebagai bentuk ibadah yang mendatangkan kebaikan.
Puasa ini bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih pengendalian diri dan keikhlasan, yang memiliki manfaat psikologis seperti peningkatan kesadaran diri dan ketenangan batin, sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian neurosains tentang praktik puasa.
Keutamaan Puasa dalam Hadis Shahih
Selain hadis dhaif di atas, keutamaan puasa secara umum diperkuat oleh hadis shahih riwayat Bukhari (no. 2628), yang menyatakan:
“Barang siapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh tujuh puluh musim.”
Hadis ini menegaskan bahwa puasa, termasuk pada Hari Tarwiyah, memiliki dampak spiritual yang luar biasa, yaitu menjauhkan pelakunya dari siksa neraka.
Dalam konteks ilmiah, puasa dapat dianggap sebagai praktik yang meningkatkan disiplin diri dan kesehatan mental, yang mendukung tujuan spiritual untuk mencapai ridha Allah.
Penting untuk menjaga niat puasa agar tetap ikhlas, semata-mata untuk mengharap ridha Allah, bukan untuk tujuan duniawi seperti kesehatan fisik semata.
Amalan Lain di Hari Tarwiyah
Selain puasa, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan shaleh lainnya di Hari Tarwiyah, seperti dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, dan sedekah.
Dzikir, misalnya, dapat berupa pengulangan kalimat thayyibah seperti “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar”, yang membantu menenangkan pikiran dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah.
Dalam perspektif psikologi positif, praktik dzikir memiliki efek serupa dengan meditasi, yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Membaca Al-Qur’an juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai Islam.
Panduan Praktis Menyambut Hari Tarwiyah
Untuk memaksimalkan keutamaan Hari Tarwiyah, berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan:
Niat Puasa yang Ikhlas: Niat puasa sunnah Tarwiyah adalah:
“Nawaitu shauma Tarwiyah sunnatan lillahi ta’ala.”(Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah Ta’ala.)Pastikan niat dilakukan dengan tulus untuk mencari ridha Allah.
Persiapan Fisik dan Mental: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sebelum puasa, dan siapkan hati dengan membaca literatur keagamaan atau mendengarkan tausiyah.
Memperbanyak Dzikir dan Doa: Luangkan waktu untuk berdzikir, terutama setelah shalat, dan berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Membaca Al-Qur’an: Sisihkan waktu untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama yang berkaitan dengan keutamaan Dzulhijjah.
Refleksi Diri: Gunakan Hari Tarwiyah sebagai momen untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama manusia.
Makna Lebih Dalam Hari Tarwiyah
Hari Tarwiyah bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang persiapan batin untuk menyambut Hari Arafah dan Idul Adha.
Dalam konteks sosiologis, amalan kolektif seperti puasa dan dzikir di hari ini memperkuat solidaritas umat Islam, menciptakan rasa kebersamaan dalam menjalani nilai-nilai keagamaan.
Dari perspektif ilmiah, praktik seperti puasa dan dzikir memiliki manfaat psikologis, seperti meningkatkan ketenangan batin dan fokus mental, yang mendukung tujuan spiritual untuk mencapai kedekatan dengan Allah.
Hari Tarwiyah adalah kesempatan emas untuk memperbanyak amalan shaleh dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan melaksanakan puasa sunnah, dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an, umat Islam dapat meraih keutamaan yang dijanjikan dalam hadis.
Mari sambut Hari Tarwiyah pada 5 Juni 2025 dengan hati yang penuh syukur dan niat yang ikhlas.
Referensi:
Hadis riwayat Ahmad, no. 1867.
Hadis riwayat Bukhari, no. 2628.
Al-Qur’an dan literatur terkait keutamaan Dzulhijjah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar