--> Fragmen Ilmiah : ekonomi | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Fragmen Ilmiah: kumpulan bahan makalah serta konten evergreen yang mudah dipahami.

Total Tayangan Halaman

Tampilkan postingan dengan label ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekonomi. Tampilkan semua postingan

28/09/18

Ini Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Keseimbangan Ekonomi Antarbangsa

Ini Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Keseimbangan Ekonomi Antarbangsa

Pengaruh Ekonomi Internasional 


Foto Ilustrasi Bing Image Creator: Dewasa ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antarbangsa yang bergerak menuju kesalingtergantungan ekonomi. 


Ini Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Keseimbangan Ekonomi Antarbangsa


GUDANGMAKALAN165BLOGSPOT.COM - Dewasa ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antarbangsa yang bergerak menuju kesalingtergantungan ekonomi. 

Setiap negara tidak dapat hidup sendiri. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. 

Oleh karena itu, suatu negara akan membutuhkan negara lain. 

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, setiap negara melakukan hubungan perdagangan antarnegara atau perdagangan internasional.

Hubungan ekonomi internasional ini memiliki pengaruh yang sangat erat dengan keseimbangan ekonomi. 


Yang mana dapat mempengaruhi keseimbangan supply dan demand, pendapatan nasional dan aspek mikro perusahaan. 

Keseimbangan ekonomi yang menjadi dinamis sebagai pengaruh bisa keluar masuknya jaringan internasional dalam domestik negara. 

Dapat berdampak baik jika dalam persaingan tersebut mampu membawa negara tersebut berpartisipasi sebagai pelaku yang tangguh dalam perdagangan internasional dengan menyediakan kebutuhan yang mampu bersaing dalam segala aspek. 

Namun sebaliknya, ketika negara tersebut hanya terlibat menjadi konsumtif makan akan membawa dampak pada keruntuhan yang dimulai dari jatuhnya nilai mata uang negara tersebut.


Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh aspek internasional terhadap keseimbangan supply dan demand?
Bagaimana pengaruh aspek internasional terhadap pendapatan nasional?
Bagaimana pengaruh aspek internasional terhadap pengaruh aspek mikro perusahaan?

Ekonomi Internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. 

Ilmu ekonomi internasional merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antar suatu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara. 

Hubungan ekonomi internasional memiliki pengaruh yang sangat erat kaitannya dengan keseimbangan ekonomi, yang mana dapat mempengaruhi keseimbangan supply dan demand, pendapatan nasional dan aspek mikro perusahaan.
 

Pengaruh tersebut akan berdampak positif jika suatu negara ikut berpartisipasi sebagai pelaku dalam menyediakan kebutuhan yang mampu bersaing dalam segala aspek dan akan berdampak negatif apabila hanya terlibat sebagai pelaku yang mengkonsumsi saja (konsumen).

Pengaruh ekonomi internasioanl terhadap ekonomi memiliki tiga aspek penting yaitu pengaruh aspek internasional terhadap keseimbangan supply dan demand, pengaruh aspek internasional terhadap pendapatan nasional, dan pengaruh aspek internasional terhadap aspek mikro perusahaan.

Pengaruh Aspek Internasional Terhadap Keseimbangan Supply dan Demand
Secara teoritis, keseimbangan ekonomi nasional suatu negara dapat dirumuskan sebagai suatu keseimbangan antara jumlah barang/jasa yang ditawarkan (Supply total = St) dengan jumlah barang/jasa yang diminta (Demand total = Dt). 

Hal ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Keterangan :
DN = Dalam Negeri
M = Impor
LN = Luar Negeri
X = Ekspor
Pd = Pendapatan atas barang produksi dalam negeri
Cd = Pengeluaran atas barang produksi dalam negeri


Dalam hal ini Supply total (St) terdiri dari supply dalam negeri (DN) atau Domestic product (Pd) ditambah dengan Supply dari luar negeri (LN) atau Impor (M), sedangkan Demand total (Dt) terdiri dari konsumsi dalam negeri atau Domestic consumption (Cd) ditambah dari luar negeri atau ekspor (X).

Dari uraian diatas terbukti bahwa keseimbangan ekonomi nasional suatu negara sangat dipengaruhi oleh ekonomi internasional, yaitu impor (M) sebagai supply dan ekspor sebagai demand dari luar negeri.
Berikut adalah faktor pemicu permintaan/penawaran dunia :

Pertumbuhan ekonomi yang terus berlangsung
Pergeseran permintaan dunia akibat adanya bantuan luar negeri
Pembayaran rampasan perang
Transfer pendapatan
Penerapan tarif (pajak/cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan lintas teritorial untuk produk impor atau ekspor)
Pemberian subsidi ekspor
Keenam faktor tersebut diatas adalah aspek-aspek yang dapat mempengaruhi keseimbangan supply dan demand dunia.

Pengaruh Aspek Internasional Terhadap Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara.


Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. 

Definisi pendapatan nasional dapat ditinjau dari tiga pendekatan, meliputi pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. 

Secara teoritis, perhitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran (expenditure approach) dapat dirumuskan sebgai berikut :
GNP = Y + C + I + G + (X-M) atau
GNP = Y + C + I + G + (X-J)
Keterangan :
GNP = Gross National Product
Y = Income = Pendapatan Nasional
C = Cunsumption = Konsumsi
I = Investment = Investasi
G = Government Ekspenditure = Pengeluaran Pemerintah)
X/Z = Ekspor
M/J = Impor
(X-M) atau (Z-J) = Komponen atau faktor luar negeri
Bila X-M > 0 maka X > M
 Ini berarti saldo X netto atau posisi neraca perdagangan luar negeri surplus, sehingga Y (Income) naik maka GNP juga akan naik.

Sebaliknya, bila X-M < 0 maka X < M
Ini berarti saldo X netto negatif atau posisi neraca perdagangan luar negeri defisit, sehingga Y (Income) turun dan berarti pula GNP akan turun.

Dari rumusan perhitungan pendapatan nasional diatas, dapat dikatakan bahwa semakin besar perubahan (X-M), maka semakin besar pula pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional suatu negara. 

Ini menunjukkan ekonomi neagara tersebut semakin terbuka (open economy).

Suatu negara dapat dikatakan memiliki ekonomi terbuka (open economy). 

Apabila ekspor (X) totalnya > 10% GDP.

Pengaruh Aspek Internasional Terhadap Aspek Mikro Perusahaan
Suatu perusahaan memegang peranan penting sebagai pelaku dalam perdagangan internasional. 

Hal ini tentunya membawa pengaruh terhadap perusahaan itu sendiri dikarenakan kualitas dan kuantitas kebutuhan yang diperdagangkan di pasar internasional tergantung pada perusahaan itu sendiri.

Tingkat produksi, kualitas & kuantitas sumber daya, kemampuan bersaing, dan keadaan perekonomian serta segala aspek yang telah kita bahas diatas bisa menentukan semua hal yang berpengaruh pada aspek mikro perusahaan.

Perdagangan internasional juga bisa membawa suatu perusahaan yang berkecimpung di dalam suatu negara menjadi perusahaan multinasional yang memiliki jaringan perdagangan yang lebih luas karena adanya akses ke pasar luar negara tempat dimana perusahaan itu berada. 

Campur tangan pemerintah dan segala bentuk kebijakan perdagangan yang datang dari dalam atau luar negeri juga mampu membuka bahkan menutup kemampuan perusahaan dalam berperan serta di perdagangan internasional.

Di tinjau dari aspek mikro, pengaruh ekonomi internasional, khusunya keuangan internasional, dapat diilustrasikan dengan uraian dan skema berikut :

Suatu perusahaan yang akan beroperasi tentu memerlukan input, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Variabel yang menentukan biaya input ataupun operasional cost tersebut adalah P (price) dan Q (quantity) input yang digunakan. Dalam hal ini P dan Q dari input yang digunakan tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas (forex rate). 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa total operasional cost suatu perusahaan akan dipengarubhi oleh fluktuasi kurs valas atau forex rate. misalnya bila valas / forex rate apresiasi maka supply barang cenderung akan berkurang dan naik harganya sehingga total cost akan naik pula.

Akibatnya bila penerimaan tidak berubah tentu keuntungan akan menurun. Demikian pula sebaliknya.

Sebaliknya, perusahaan akan memasarkan produknya, baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam hal ini variabel yang akan menentukan besarnya revenue atau penerimaanyang akan diperoleh adalah P (price) dan Q (quantity) produkyang dihasilkan dan terjual. 

Sama halnya dengan input, maka besarnya revenue hasil penjualan produk/output, baik di dalam maupun di luar negeri, secara langsung ataupun tidak langsung akan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas atau forex rate. 

Misalnya, bila valas apresiasi mka permintaan dari luar negeri cenderung naik, sehingga secara langsung ataupun tidak langsung revenue perushaan akan naik pula demikian pula sebaliknya.

Karena tingkat keuntungan ataupun profit perusahaan akan ditentukan oleh selisih antara total revenue dan total cost, maka secara mikro ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung, ekonomi dan keuangan internasional berpengaruh terhadap perusahaan.

Pengaruh keuangan perusahaan internasional melalui fluktuasi kurs valas atau forex rate ini dapat divisualisasikan dengan gambar berikut.

Kesimpulan
Hubungan ekonomi internasional memiliki pengaruh yang sangat erat kaitannya dengan keseimbangan ekonomi, yang mana dapat mempengaruhi keseimbangan supply dan demand, pendapatan nasional dan aspek mikro perusahaan.

Pengaruh tersebut akan berdampak positif jika suatu negara ikut berpartisipasi sebagai pelaku dalam menyediakan kebutuhan yang mampu bersaing dalam segala aspek dan akan berdampak negatif apabila hanya terlibat sebagai pelaku yang mengkonsumsi saja (konsumen).

Pengaruh ekonomi internasioanl terhadap ekonomi memiliki tiga aspek penting yaitu :
Pengaruh Aspek Internasional Terhadap Keseimbangan Supply dan Demand
Pengaruh Aspek Internasional Terhadap Pendapatan Nasional
Pengaruh Aspek Internasional Terhadap Aspek Mikro Perusahaan

03/01/18

Etika Bisnis Islam vs Barat: Mana yang Lebih Beretika?

Etika Bisnis Islam vs Barat: Mana yang Lebih Beretika?

Etika Bisnis Islam vs Barat:

Mana yang Lebih Beretika?

Di era modern ini, ketika teknologi memudahkan segalanya, dunia bisnis justru sering kali terjebak dalam persaingan tanpa moral.

gudangmakalah165.blogspot.com - Pernahkah kamu bertanya-tanya, apa sih yang bikin bisnis itu “beretika”? Di era modern ini, ketika teknologi memudahkan segalanya, dunia bisnis justru sering kali terjebak dalam persaingan tanpa moral. 

Dari fitnah antarpedagang hingga praktik bisnis haram seperti jualan minuman keras, dunia bisnis kadang lupa pada nilai-nilai kemanusiaan. 

Nah, artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana etika bisnis Islam dan Barat beradu dalam menentukan cara berbisnis yang lebih manusiawi. Yuk, simak!

Modernitas dan Tantangan Etika

Modernitas memang luar biasa. Dari smartphone sampai aplikasi canggih, hidup kita jadi jauh lebih mudah. Tapi, di balik kemudahan itu, ada harga yang harus dibayar: nilai-nilai tradisional mulai pudar. 

Norma yang dulu jadi pegangan hidup kini sering terabaikan, digantikan oleh pola pikir “yang penting untung”. 

Padahal, norma atau etika itu ibarat kompas yang menjaga kita dari kekacauan sosial. Tanpa etika, dunia bisnis bisa jadi rimba di mana manusia saling memangsa demi keuntungan.

Menurut filsuf Zygmunt Bauman, manusia itu secara moral bersifat ambivalen—tidak sepenuhnya baik atau buruk. 

Kita hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Nah, di sinilah etika berperan besar, termasuk dalam bisnis. 

Dalam Islam, etika bisnis bukan sekadar aturan, tapi cerminan akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah SAW. Sebaliknya, di Barat, etika bisnis lebih berpijak pada akal dan logika. Penasaran bagaimana perbedaannya? Mari kita ulas!

Apa Itu Etika Bisnis?

Dalam Islam, etika sering disebut akhlak, yang artinya budi pekerti, watak, atau tingkah laku. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong seseorang bertindak tanpa perlu berpikir panjang. 

Jadi, kalau akhlaknya baik, tindakannya otomatis baik. Sementara itu, di Barat, etika berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti kebiasaan atau karakter. 

Menurut Hamzah Ya’qub, etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan buruk berdasarkan akal pikiran.

Etika dalam bisnis, baik Islam maupun Barat, berfungsi sebagai “self-control” untuk menilai apakah tindakan kita benar atau salah. 

Tapi, ada perbedaan besar: Islam memadukan nilai duniawi dan ukhrawi, mengacu pada Al-Qur’an dan Hadis, sementara Barat lebih teoritis, berfokus pada logika dan kepentingan kelompok. 

Islam mengajarkan keseimbangan—hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan—sedangkan Barat lebih pragmatis.

Apa Itu Bisnis?

Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris business, yang artinya kesibukan, khususnya yang menghasilkan keuntungan. Dalam kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang atau komersial. 

Menurut Skinner (1992), bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan. 

Sementara Straub dan Attner (1994) bilang bisnis adalah organisasi yang memproduksi dan menjual barang atau jasa demi profit.

Dalam Islam, bisnis bukan sekadar cari untung. Bisnis Islami punya batasan halal-haram, baik dalam cara mendapatkannya, mengolahnya, maupun mendayagunakannya. 

Sejak zaman Rasulullah SAW, bisnis sudah jadi bagian penting kehidupan umat Islam. Beliau sendiri dikenal sebagai pedagang sukses yang jujur dan amanah, jauh sebelum menjadi nabi.

Keberhasilan beliau dalam bisnis—berkat etika, moral, dan etos kerja—jadi teladan bagi umat Islam hingga kini.

Mengapa Etika Penting dalam Bisnis?

Etika ibarat rambu-rambu yang menjaga bisnis tetap pada jalur yang benar. Tanpa etika, bisnis bisa jadi ajang “hukum rimba” di mana yang kuat menang, yang lemah jadi korban. Etika bisnis punya tiga tujuan utama:

1. Memberi kesadaran: Membantu pelaku bisnis memahami dimensi etis dalam setiap keputusan.

2. Memperkenalkan argumen moral: Mengajarkan cara menyusun argumen moral dalam bisnis.

3. Menentukan sikap moral: Membantu pelaku bisnis memilih tindakan yang tepat sesuai nilai moral.

Etika bisnis Islam bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, dan fiqih, yang menekankan moralitas dan spiritualitas. Sebaliknya, etika Barat sering terinspirasi dari Alkitab atau Taurat, tapi lebih condong ke prinsip kapitalisme atau pragmatisme. 

Misalnya, di Barat, bisnis minuman keras atau obat terlarang bisa dianggap sah selama legal dan menguntungkan. Dalam Islam? Jelas haram, karena dampaknya merusak individu dan masyarakat.

Islam vs Barat: Persaingan atau Kolaborasi?

Di dunia Barat, bisnis sering kali mengikuti prinsip homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesamanya). 

Pesaing dianggap musuh yang harus dikalahkan, bahkan kalau perlu dengan cara kotor seperti fitnah atau sabotase. Sayangnya, pola ini kini merambah ke mana-mana, termasuk Indonesia—bayangkan, ada penjual bakso yang rela memfitnah kompetitor demi keuntungan!

Sebaliknya, Islam mengusung prinsip homo homini socius (manusia adalah kawan bagi sesamanya). Dalam bisnis Islami, kompetitor bukan musuh, melainkan partner untuk saling memajukan.

Persaingan harus sehat, fokus pada kualitas dan pelayanan, bukan saling menjatuhkan. Etika bisnis Islam berlandaskan Al-Qur’an, Hadis, dan fiqih, menekankan kejujuran, amanah, dan keberkahan, baik untuk dunia maupun akhirat.

Mengapa Etika Bisnis Islam Solusi Terbaik?

Etika bisnis Islam menawarkan pendekatan holistik yang menyeimbangkan keuntungan duniawi dan keberkahan ukhrawi. Dengan berpegang pada Al-Qur’an dan Hadis, bisnis Islami menolak anggapan bahwa bisnis hanya soal profit tanpa moral. 

Contohnya, Rasulullah SAW dikenal sebagai pedagang yang jujur, yang selalu mengutamakan kepercayaan pelanggan. Prinsip ini relevan hingga kini, terutama di Indonesia, di mana ekonomi syariah sedang berkembang pesat.

Etika bisnis Islam bukan cuma soal aturan, tapi juga soal membangun dunia bisnis yang bersih dan menyejukkan.

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Qur’ani, bisnis Islami bisa jadi cakrawala baru yang menghidupkan kembali nilai kemanusiaan dalam ekonomi modern.

Kesimpulan

Etika bisnis, baik Islam maupun Barat, punya peran besar dalam menjaga dunia bisnis tetap manusiawi. Tapi, etika bisnis Islam punya keunggulan: ia tak hanya bicara soal benar-salah berdasarkan akal, tapi juga soal keberkahan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. 

Di tengah dunia yang sering kali mengutamakan profit di atas segalanya, etika bisnis Islam mengajak kita untuk berbisnis dengan hati—menjadikan kompetitor sebagai kawan, bukan musuh. Yuk, wujudkan bisnis yang tidak hanya untung, tapi juga penuh berkah!

Sumber: Review Jurnal “Dialektika Etika Islam dan Etika Barat Dalam Dunia Bisnis” oleh Johan Arifin, Millah Vol. VIII, No. 1, Agustus 2008. Direview oleh Muhammad Rizki Amanda Lubis, 30 Desember 2017.

08/09/17

Mengenal Mudharabah: Cara Cerdas Berbisnis ala Syariah

Mengenal Mudharabah: Cara Cerdas Berbisnis ala Syariah

Mengenal Mudharabah: 

Cara Cerdas Berbisnis ala Syariah

Al-Qur’an bahkan mendorong kita untuk berbisnis dengan cara yang halal dan jujur.


gudangmakalah165.blogspot.com - Pernahkah kamu berpikir, bagaimana caranya berbisnis yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga adil dan sesuai dengan nilai-nilai keimanan?

Dalam Islam, ada sebuah konsep yang disebut mudharabah, sebuah cara berbisnis yang menyeimbangkan keuntungan dan keadilan sosial. 

Yuk, kita jelajahi lebih dalam tentang mudharabah, mulai dari apa itu, dasar hukumnya, hingga cara kerjanya!

Mengapa Mudharabah Penting?

Bayangkan kamu punya modal, tapi nggak punya waktu atau keahlian untuk mengelolanya. Di sisi lain, ada orang yang jago berbisnis tapi nggak punya cukup dana.

Nah, mudharabah hadir sebagai jembatan untuk menyatukan keduanya. Dalam Islam, semua aktivitas kita—baik duniawi maupun ukhrawi—selalu punya tujuan (maqasyid).


Tapi, kadang manusia terjebak pada kepentingan pribadi, mengabaikan hak orang lain. Islam, sebagai agama rahmatan lil alamin, punya solusi untuk ini: aturan yang menjamin keadilan dan kejujuran.

Al-Qur’an bahkan mendorong kita untuk berbisnis dengan cara yang halal dan jujur. Misalnya, dalam Surah Al-Jumu’ah (62:10), Allah berfirman, “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah.” Ini seperti undangan terbuka untuk berusaha, tapi dengan cara yang benar, tanpa menghalangi orang lain untuk mendapatkan rezeki.

Apa Itu Mudharabah?

Secara sederhana, mudharabah adalah kerja sama antara dua pihak: pemilik modal (shahibul mal) dan pengelola (mudharib). 

Pemilik modal menyerahkan dananya, sementara pengelola mengelola dana itu untuk bisnis, dan keuntungannya dibagi sesuai kesepakatan. 

Kalau rugi? Pemilik modal yang menanggung, tapi pengelola nggak boleh lalai. Keren, bukan? Ini seperti simbiosis mutualisme dalam dunia bisnis!


Kata “mudharabah” sendiri berasal dari bahasa Arab, dharaba, yang artinya “memukul” atau “berjalan di muka bumi”. Dalam konteks bisnis, ini merujuk pada usaha bersama untuk mencari rezeki. 

Di Irak, istilah ini populer, tapi di Hijaz, orang lebih suka pakai istilah qiradh, yang artinya “memotong” sebagian harta untuk dikelola dan dibagi keuntungannya.

Dasar Hukum Mudharabah
Mudharabah bukan sekadar tradisi, tapi punya landasan kuat dalam syariat Islam. Apa saja?

Al-Qur’an: Selain ayat tadi, ada juga Surah Al-Baqarah (2:198) yang bilang, “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan).” Jelas, Islam mendukung bisnis yang halal!

As-Sunnah: Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur aduk dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah).

Ijma: Para sahabat Rasulullah juga menggunakan mudharabah, misalnya untuk mengelola harta anak yatim, dan ini nggak ditentang.

Qiyas: Mudharabah mirip dengan konsep musyarakah (kerja sama kebun), di mana ada yang punya modal dan ada yang punya tenaga. Keren, kan, betapa Islam punya solusi untuk semua!

Rukun dan Jenis Mudharabah

Supaya mudharabah sah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, atau yang disebut rukun. Menurut ulama Hanafiyah, rukunnya cuma dua: ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan). 

Tapi, menurut jumhur ulama, ada tiga: dua pihak yang berakad, modal, dan kesepakatan. Ulama Syafi’iyah bahkan lebih detail, menyebut lima rukun: modal, pekerjaan, laba, kesepakatan, dan dua pihak.

Mudharabah juga punya tiga jenis, yaitu:

1. Mudharabah Muthalaqah: Pemilik modal kasih kebebasan penuh ke pengelola untuk mengelola dana. Ini kayak investasi tanpa ikatan!

2. Mudharabah Muqayyadah: Pemilik modal kasih batasan, misalnya soal jenis usaha, lokasi, atau cara pengelolaan.

3. Mudharabah Musytarakah: Pengelola juga nyumbang modal, jadi kayak kemitraan penuh.

Syarat Sah Mudharabah

Buat bikin mudharabah sah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:

Pihak yang Berakad: Pemilik modal dan pengelola harus punya kapasitas untuk mewakili atau diwakili. Pengelola bertindak sebagai “agen” yang mengelola dana dengan amanah.

Modal: Harus berupa uang (bukan barang atau utang), jumlahnya jelas, dan diserahkan ke pengelola. Kalau modalnya ada di pihak ketiga, boleh, asal jelas instruksinya.
Laba: Pembagian laba harus jelas, misalnya 50:50, dan nggak boleh ditetapkan dalam jumlah fix (misalnya Rp1.000 untuk pemilik modal).

Hukum Mudharabah: Sahih atau Fasid?
Mudharabah bisa sah (sahih) atau batal (fasid). Kalau fasid, biasanya karena ada syarat yang nggak sesuai, misalnya pemilik modal ngatur-ngatur terlalu detail soal bisnis, atau minta pengelola nyampur modal dengan pihak lain. Kalau sahih, tanggung jawab pengelola jelas: kalau rugi karena kelalaian, dia yang nanggung, tapi kalau rugi tanpa sengaja, pemilik modal yang menanggung.


Apa yang Membatalkan Mudharabah?
Mudharabah bisa batal karena beberapa hal, seperti:

Pembatalan akad atau larangan berusaha oleh salah satu pihak.
Salah satu pihak meninggal dunia (meski ulama Malikiyah bilang bisa dilanjutkan ahli waris).

Salah satu pihak jadi gila (karena kehilangan kapasitas).
Pemilik modal murtad atau bergabung dengan musuh.
Modal rusak sebelum diusahakan.

Prinsip Bagi Hasil dalam Mudharabah

Di mudharabah, istilah “profit and loss sharing” kurang tepat, karena kerugian ditanggung pemilik modal, bukan dibagi. Jadi, yang dibagi cuma keuntungannya, sesuai nisbah (persentase) yang disepakati. Laporan keuntungan berdasarkan realisasi, bukan proyeksi, biar adil dan transparan.

Akuntansi dalam Mudharabah

Bagaimana cara mencatat transaksi mudharabah? Yuk, kita lihat dari dua sisi:

1. Pemilik Dana

Modal yang disalurkan dicatat sebagai investasi mudharabah, baik dalam bentuk kas (sesuai jumlah) atau aset nonkas (sesuai nilai wajar).
Kalau modal turun nilainya sebelum bisnis mulai (bukan karena kelalaian pengelola), itu dicatat sebagai kerugian.
Keuntungan atau kerugian dihitung saat akad selesai, berdasarkan selisih investasi dan pengembalian.
Laporan keuangan harus jelas, termasuk detail kesepakatan, jumlah investasi, dan penyisihan kerugian.

2. Pengelola Dana

Dana yang diterima dicatat sebagai dana syirkah temporer, sesuai jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas.
Kalau dana disalurkan lagi, dicatat sebagai aset. Kalau dikelola sendiri, pendapatan dan beban dicatat seperti akuntansi biasa.
Kerugian karena kelalaian pengelola jadi beban pengelola.
Laporan keuangan harus mencantumkan detail dana, pembagian hasil, dan aktivitas usaha.

Kesimpulan

Mudharabah adalah cara cerdas untuk berbisnis sesuai syariat. Dengan mengutamakan keadilan, transparansi, dan kerja sama, mudharabah nggak cuma bikin untung, tapi juga membawa berkah. Jadi, kalau kamu punya modal atau keahlian, kenapa nggak coba mudharabah? Yuk, wujudkan bisnis yang halal dan penuh keberkahan!